Saat
ke tempat teman yang biasa jual mukena.
"Kok
tumben dikit banget koleksi mukenanya mbak ?"
"Iyaa...
kalau hari biasa gini mah mukena kurang laku. Mukena lakunya kalau mau dekat
lebaran. Kalau yang selalu laku sih jilbab-jilbab intant kayak gini..."
sambil menunjuk deretan hijab yang fashionable...
Hemmmm.....
Manusia
memang selalu mengukur bagaimana dirinya. Maka tidak heran kalau maling akan
lebih waspada dari yang bukan maling. Pembohong akan selalu merasa dibohongi
walau sebenarnya yang ia dapat adalah kebenaran. Dan tidak tanggung-tanggung
manusiapun akhirnya memperlakukan Allah sebagaimana dirinya.
Hanya
karena manusia tidak memiliki kemampuan untuk melihat Allah, maka dipikirnya
Allah sama seperti dirinya.
"Ngapain
sih buat dirumah aja pake mukena yang bagus, sayaanngg.... mukena yang bagus
itu buat nanti sholat ied di lapangan, kan malu dilihat orang kalau mukenanya
jelek. Mukena yang jelek buat sholat dirumah aja, nggak ada yangg lihat
ini..."
Masya
Allah.... 😓
Wanita
karier saja selalu memilih pakaian yang menurutnya bagus-bagus, modis-modis,
dan keren-keren. Padahal hanya mau bertemu bosnya, mau bertemu rekan sejawatnya
yang sesama manusia. Bosnya itu paling adalah seorang owner yang hanya
menguasai beberapa perusahaan. Tidak menguasai seluruh dunia. Tapi
diperkenankan melihat penampilan terbaiknya...Subhanallah....!!!
Lantas
Allah sang penguasa dunia akherat, bahkan sang pencipta yang membuat dirinya
menjadi ada, dimana ia bernafas dengan oksigen dari Allah, hidup diatas bumi
Allah dan makan dengan rizki dari Allah, dianggap tidak masalah berjumpa dengan
yang maha agung dengan pakaian yang lusuh ? Innalillahi....
Jujur
saja cukup jawab pada diri sendiri, berapa persen dari kita yang memakai
pakaian terbaiknya saat sholat ? tidak perduli saat sholat dirumah ataupun di
masjid.
Bahkan
untuk diperjalananpun berapa persen dari kita yang membawa pakaian sholat
terbaiknya ? Paling mikirnya seperti ini "ah daripada berat-beratin, ntar
di perjalanan di masjid-masjid biasanya ada mukenanya kok".
Allah
diperlakukan sekenanya. Seperti ini perilaku kita dengan DIA yang tidak ada
tandingannya ?
Sholat
ditunda. Untuk membenarkannya pikiran kita berdalih : "ah Allah kan maha
tahu, maha penyayang, maha pemaaf, Allah tahu saya sedang sibuk. Bukankah sibuk
bekerja juga ibadah ?" Tanpa sadar padahal ibadah yang paling utama adalah
menyembah-NYA. Mentang-mentang maha pemaaf jadi tidak masalah kalau tidak
ontime. Masya Allah ! Sudahlah begini perilaku kita pada Allah masih berani
banyak minta. Minta rejeki berlimpah, barokah terhindar dari musibah dan
berharap masuk surga. Ini sama seperti pegawai yang datang ke kantor suka-suka
dia, kerja suka-suka dia, berpakaian suka-suka dia, tapi minta naik gaji terus.
Memang tidak tahu diri.
Saya
sedang membayangkan, kira-kira Allah di atas Arsy-NYA bersedih atau tertawa ya
melihat kelakukan hamba-NYA ? Manusia tidak pernah sadar seringkali jatuh pada
perkara yang sepele.
Bagi
yang saat ini sedang disepelekan, banyak hutang, terlibat riba, bisnis mentok,
jangan-jangan karena sering menyepelekan Allah.
Bagi
yang sering terlambat dapat info bagus, bukan karena belum rejeki, ingat-ingat
lagi, jangan-jangan suka menunda waktu sholat.
Tulisan
ini bukan untuk siapa-siapa, untuk pengingat diri, agar lebih tahu diri di
hadapan Ilahi.
#SelfReminder
Tidak ada komentar:
Posting Komentar